Monday, February 25, 2013

BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BUDIDAYA RUMPUT LAUT



Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting dan memeliki nilai ekonomis sebagai bahan pangan, bahan baku industri obat0abatan, tekstil, minuman, kosmetik dan pasta gigi. Bbeberapa negar yang menjadi konsumen rumput laut Indonesia  adalah Singapura, Jepang, Hongkong, Denmark dan Prancis dan untuk produksi rumput laut dunia negara kita diurutan ke dua setelah Filipina yang memiliki ekspor karaginan tertinggi di dunia.
Untuk memenuhi permintaan pasar rumput laut yang tinggi tidaklah cukup hanya memanfaatkan panen produksi alam saja, maka dibutuhkan terobosan melalui teknologi tepat guna budidaya rumput laut.
Menyadari hal itu, Pemerintah Kabupaten Administtrasi Kepulauan Seribu menyiasati dengan melakukan sinergi dengan sejumlah kelompok kelembagaan nelayan guna meningkatkan produksi serta melakukan sosialisasi pasca produksi guna peningkatan mutu dan nilai jual.
Di perairan Kepulauan Seribu masih membutuhkan sentuhan investor, contoh saja untuk memenuhi produsen lokal sekitar Jakarta saja masih di pasok dari luar daerah.
Dari sejumlah jenis rumput laut yang tersebar di perairan Indonesia, terdapar 5 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu jenis glasilaria gelidium, gelidiella, hypnea dan eucheuma/cotonii dan jenis yang ideal  di budiidayakan di Kepulauan Seribu adalah jenis eucheuma/cotonii.



salah satu metode budidaya rumput laut (penanaman lepas dasar perpaduan dengan pelampung botol)

- Metode dan kriteria lokasi

1. Pemilihan Lokasi

-  Perairan terlindung dari arus dan ombak laut
-  Perairan yang jernih dan bebas dari pencemaran
-  Perairan memiliki kedalaman terendah antara 1 – 10 meter
-  Perairan yang memiliki dasar berpasir kasar dan bercampur dengan potongan karang
-  Perairan yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 25 – 30 per mil.
-  Lokasi potensial untuk budidaya rumput laut antara lain Pulau pari, Pulau Kongsi, Pulau Tikus, Pulau Burung dengan luas wilayah 182,12 Ha dan Pulau Panggang dengan luas lokasi 54 Ha serta kawasan Sea Farming di Pulau Semak Daun.

2. Metode penanaman lepas dasar perpaduan dengan pelampung botol

-  Ukuran lahan 5 x 20 m dengan tali nylon berdiameter 4 mm, diikatkan pada kayu dolken yang tertancap di dasar laut.
-  Bibit rumput laut seberat 75 – 100 gram/titik yang dikaitkan pada kerangka tali nylon dengan menggunakan anak tali ukuran 2 mm.
-  Kerangka tali utama berdiameter 4 mm terletak 40 – 50 cm dari dasar laut
-  Jarak antara tali bibit dengan tali bibit lainnya 30 – 50 cm
-  Lama pemeliharaan hingga panen 45 hari, bila ingin mencapai 800 – 1.000 gram tiap ikatan
-  Panen diatur tiap 2 minggu sekali.

3. Metode terapung

-  Kerangka rakit yang terbuat dari bambu dengan ukuran 5 x 2 meter
-  Tali pengikat menggunkan kawat atau tambang nylon berdiameter 4 mm
-  Pelampung terbuat dari bahan plastik berwarna abu-abu berdiameter 10 mm dengan panjang 25 cm sebanyak 4 buah
-  Tempat pengikat bibit rumput laut dapat digunakan tali nylon berdiameter 4 mm
-  Bibit rumput laut 75 – 100 gram diikat dengan anak tali berdiameter 2 mm
-  Jarak antara bibit 25 cm
-  Pemberat dari coran beton yang berfungsi sebagai jangkar
-  Rakit rumput laut terletak antara 30 -50 cm di bawah permukaan laut
-  Lama pemeliharaan 45 hari dan dapat dipanen jika mencapai 800 – 1.000 gram tiap ikatan
-  Panen diatur tiap 2 minggu sekali.

sumber : Sudin Keluatan dan Pertanian Kab. Kep. Seribu/program Budidaya & Rehabilitasi Ekosositem Laut (Rst)
http://www.kepulauanseribujakarta.com/budidaya-rumput-laut/

Saturday, February 23, 2013

Ilmuwan Coba 'Bangkitkan' Kembali Titanic Dari Kuburnya


Ilmuwan Coba 'Bangkitkan' Kembali Titanic Dari Kuburnya


RICHMOND (Berita SuaraMedia) - Sekelompok ilmuwan akan melakukan ekspedisi ke bangkai kapal "Titanic" di dasar laut Atlantik Utara Agustus mendatang. Misi mereka adalah mempelajari kondisi terkini bangkai kapal, yang kisah tragisnya menjadi bahan salah satu film terlaris di dunia.

Tim ilmuwan mancanegara itu juga akan membuat peta tiga dimensi, yang akan "membangkitkan kembali" Titanic dari kuburannya agar bisa disaksikan publik.

Ekspedisi ke kedalaman 40km Utara samudera Atlantik ini dianggap sebagai misi ilmiah paling mutakhir sejak penemuan bangkai Titanik 25 tahun yang lalu.

Ekspedisi 20 hari ini memiliki hak eksklusif untuk menyelamatkan bangkai kapal dan tidak akan mengambil artefak yang ada melainkan mengawasi daerah reruntuhan 2x3 mil (2,8x4,8 km) di mana ratusan artefak tersebar.

Titanik dihantam es dan tenggelam pada pelayaran pertamanya di lautan internasional pada 15 April 1912 dan menyebabkan 1.522 orang tewas.

RMS Titanik mengadakan ekspedisi terakhir pada 2004 di mana perusahaan ini telah mempertontonkan gambar artefak Titanik kepada 10 juta orang.

Eksedisi tidak akan mengumpulkan artefak-artefak, tetapi akan menyelidiki lokasi pada 2 hingga 3 mil dari bangkai kapal di mana ratusan ribu artefak masih terpencar.

Beberapa pengunjung rutin lokasi bangkai Titanic akan menjadi bagian dari tim ekspedisi bersama sejumlah ilmuwan bawah laut dan organisasi seperti National Oceanic dan Atmospheric Administration.

Pelaksana kegiatan mengatakan, data dan gambar ilmiah baru nantinya akan bisa diakses oleh publik. "Untuk kali pertama, kami akan benar-benar memperlakukan lokasi bangkai kapal itu dengan dua pikiran di otak," kata David Gallo, pemimpin ekspedisi dan ilmuwan Woods Hole, diberitakan Associated Press.

“Kami yakin masih banyak misteri menarik yang bisa ditemukan dari situs bangkai kapal itu, pendapat kami bahwa sebagian besar situs bangkai ini tidak pernah benar-benar diteliti” kata Chros Davino, presiden dan CEO Premier Exhibition and RMS Titanic.

RMS Titanic mendanai ekspedisi ini dan Davino menolak menyatakan biaya eksplorasi selain menjawab akan membutuhkan jutaan dolar.

“Kami melihat tempat di mana tampak dek atas kapal yang mulai menipis. Temboknya menipis dan langit-langitnya dapat runtuh sewaktu-waktu, kami juga mendengar anekdot mengenai berkaratnya kapal ini dan jatuh dengan sendirinya, tapi siapa yang tahu” katanya.

Ekspedisi ini akan menggunakan teknologi gambar dan perangkat sonar yang pernah digunakan sebelumnya pada bangkai Titanik dan memantau lahan sedimen berusia setengah abad untuk mencari artefak kapal.
Ap



“Kami sebenarnya memperlakukan situs ini seperti tempat kejadian pertama dan kami ingin tahu apa yang ada di lahan runtuhan itu” kata Gallo.

Ekspedisi ini berdasarkan pada RV Jean Charcot, peneliti bangkai bersama 20 kru lainnya, 3 sonar terbaru, teknologi akustik dan film juga akan menjadi bagian ekspedisi ini.

“Sebelumnya kita belum pernah memakai teknologi dan sains untuk menemukan banyak hal dari ekspedisi Titanik ini,” kata P.H. Nargeolot, ketua ekspedisi ini dan telah melakukan 30 kali penelitian bangkai.

“Kita akan melihat apa yang belum pernah kita lihat, teknologi ini telah berevolusi dalam 25 tahun ini,” kata Bill Lange, ilmuwan Woods Hole yang memimpin survei optik pertama pada bangkai ini.

“Saya yakin akan ada masa depan bagi ekspedisi ini karena hal ini merupakan awal dari era baru ekspedisi semacam ini, ekspedisi pemetaan arkeologi,” kata Gallo.

Perusahaan ini memiliki kepemilikan terbatas atas artefak Titanik dengan kompensasi yang sesuai dengan usahanya. Jaksa Distrik AS Rebecca Beach Smith menyatakan bangkai kapal ini sebagai “harta internasional”.


Sumber dari: http://www.photodewasa.com/2010/08/ilmuwan-coba-bangkitkan-kembali-titanic.html

RAJANYA IKAN HIAS AIR TAWAR ASLI DARI KALIMANTAN BARAT


RAJANYA IKAN HIAS AIR TAWAR ASLI DARI KALIMANTAN BARAT

RAJANYA IKAN HIAS AIR TAWAR
 ASLI DARI KALIMANTAN BARAT

Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas 146.807 Km2 atau kurang lebih 1,5 kali luas pulau Jawa memiliki kekayaan sumberdaya alam kelautan dan perikanan yang sangat besar,yang dewasa ini sedang ditingkatkan terus pengelolaannya hingga optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi sumberdaya perikanan asli Provinsi Kalimantan Barat yang sudah terkenal hingga ke seluruh dunia adalah ikan arwana super red (Scleropages formosus) dengan habit asli berada di hulu DAS sungai Kapuas tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Ikan arwana super red (Scleropages formosus) ini juga memiliki gelar sebagai rajanya ikan hias air tawar sedunia  karena keindahan sisiknya yang memiliki guratan warna merah menyala menyerupai cincin diseluruh tubuhnya.
Klasifikasi ikan arwana super red Kapuas Hulu Kalimantan Barat sebagai berikut:

Kelas
:
Pisces
Sub Kelas
:
Toleostei
Ordo
:
Malacopterygii
Famili
:
Osteoglossidae
Genus
:
Scleropages
Spesies
:
Sleropages formosus
Nama Indonesia
:
Ikan arwana merah terang Strain Kapuas Hulu
English name
:
Arwana super red West Kalimantan
Habitat asal
:
Di Das Kapuas dan Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat

Ikan arwana super red (Scleropages formosus) atau bisa disebut juga sebagai Ikan Arwana Merah  Terang Strain Kapuas Hulu memiliki postur  tubuh yang sangat proporsional dari ujung kepala hingga ekor dengan warna merah terang yang memancar   dari seluruh sisik yang membungkus tubuhnya. Disebut  sebagai ikan arwana merah strain Kapuas Hulu karena memiliki keunikan dan kekhasan yang  sangat nyata dan sangat   mudah dibedakan degan jenis arwana merah dari  tempat lain di Indonesia  atau Negara tetangga Malaysia.

Di habitat aslinya ikan arwana super red atau arwana merah terang dari Kalimantan Barat atau bisa disebut sebagai ikan arwana super red Kapuas Hulu hidup perhuluan DAS sungai kapuas dan danau sentarum dengan arus air yang tidak terlalu deras di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Ruaya ikan arwana super red Kapuas Hulu ini dihabitat aslinya bisa sampai jauh hingga ratusan kilometer ke hilir hingga mencapai DAS kapuas di Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, hal tersebut dapat diketahui karena acap kali beberapa nelayan di kabupaten dan kota setempat secara tidak sengaja menangkap ikan arwana super red Kapuas Hulu ini yang tersangkut di jaringnya. Berdasarkan pengalaman tersebut maka ikan arwana super red Kapuas Hulu juga dapat berkembang dengan baik di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Barat, karena DAS Kapuas melewati sebagian besar kabupaten / kota di Kalimantan Barat, seperti Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang dan terakhir sebagai keberadaan hulu sungai Kabupaten Kapuas Hulu.

 Status ikan arwana super red Strain Kapuas Hulu  adalah ikan yang dilindungi Undang-undang (berdasarkan SK Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980, SK Dirjen PHPA No. 07/Kpts/DJ-VI/1988, Instruksi Dirjen Perikanan No.IK-250/D.4.2955/83K, SK Menteri Kehutanan No.516/Kpts/II/ 1995 dan PP No.7 tahun 1999) dan masuk dalam.appendix I CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) yang merupakan perjanjian international yang mengatur pengendalian perdagangan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar serta produk-produknya. Perjanjian ini didirikan tahun 1973 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1975, oleh karena itu perdagangan ikan arwana super red tidak boleh berasal dari penangkapan tetapi harus dari hasil budidaya dan penangkaran.

 Pada saat ini teknologi budidaya penangkaran ikan arwana super red Kapuas Hulu sudah dikuasai oleh masyarakat Kalimanta Barat. Usaha budidaya penangkaran ikan arwana super red Kapuas Hulu telah berkembang dan merakyat baik berada di daerah asalnya di Kabupaten Kapuas Hulu sendiri hingga sampai didaerah hilir DAS Kapuas seperti di Kabupaten Kubu Raya, dan Kota Pontianak. Produksi anakan ikan arwana super red sendiri per tahun yang berhasil diperdagangkan antar pulau khususnya ke Jakarta dan pasar ekspor seperti ke Singapura, Hongkong, China, Thailand dan Jepang sudah cukup besar, tentunya dengan tidak menyalahi aturan per undang-undangan terhadap satwa yang dilindungi, karena anakan ikan arwana yang diperjualbelikan adalah asli dari hasil usaha budidaya bukan penangkapan di alam.    

 Keunikan ikan arwana super red strain Kapuas Hulu asal Provinsi Kalimantan Barat adalah mampu beradaptasi dan hidup diberbagai kawasan lintas benua hingga mencapai umur di atas sepuluh tahun. Namun demikian, untuk dilakukan upaya pengembangbiakan di luar habitat aslinya  Kalimantan Barat, ikan arwana super red ini masih sulit dilakukan dan banyak mengalami kegagalan. Ini yang menyebabkan strain arwana super red Strain Kapuas Hulu asal Provinsi Kalimantan Barat tetap memiliki kualitas yang terbaik dibanding dengan ikan arwana sejenis dari luar Kalimantan Barat.

 Pemanfaat ikan hias arwana super red Strain Kapuas Hulu ini pada umumnya adalah sebagai ikan hias yang dipajang dalam akuarium di tempat-tempat yang elit, seperti ruang kerja direktur atau kepala kantor, di lobby hotel berbintang, di lobby kantor, di ruang tamu orang-orang penting dan terkenal dan di ruang tamu para hobbies yang memandang dengan liukan – liukan ikan arwana super red dengan warnanya yang merah terang tersebut di dalam akuarium dapat membawa ketenangan dan menghilangkan stress pemiliknya atau tamu yang sedang berkunjung.

 Untuk mendapatkan kualitas terbaik dari ikan arwana super red strain Kapuas Hulu pada saat ini hanya memungkinkan apabila dibudidayakan di habitat aslinya di Kalimanta Barat. Habitat yang paling disukai oleh ikan arwana super red strain Kapuas Hulu ini adalah sebagai berikut; pH air optimal 6,0 – 7,0, tingkat kesadahan berkisar 8°, suhu air berkisar 26° s/d 30°C dengan lingkungan perairan yang tenang dan tidak tercemar. Menurut Allen et. al. (2000 dalam [2]), arwana Super red strain Kapuas Hulu hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau, rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Pada fase perkembangbiakan, arwana super red strain Kapuas Hulu mempunyai kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (mouth breeder). Fekunditas ikan ini berkisar antara 20 - 60 butir telur yang erat kaitan dengan umur ikan. Pengeraman telur dan mengasuh anak berlangsung antara 1 - 2 bulan. Anakan arwana super red mempunyai kuning telur yang akan diserap sebagai makanan dalam waktu 1 bulan sampai ukuran 6 - 7 cm, setelah itu dilepas induknya karena dianggap sudah dapat mencari mangsa sendiri. Arwana dewasa dikenal hidup menyendiri dan agresif menyerang untuk berkelahi. Arwana super red strain Kapuas Hulu aktif berenang di permukaan air pada malam hari untuk mencari mangsa, sedangkan pada siang hari cenderung tinggal di dasar perairan. Makanannya dapat berupa serangga, ikan kecil, udang-udangan (crustacea), dan tanaman air. Harga jual ikan arwana super red strain Kapuas Hulu di dalam negeri ukuran 10 Cm berkisar: Rp. 4 s/d 8 juta tergantung kualitas, sedangkan di luar negeri harganya bisa dua kali lipat dari harga pasar di dalam negeri.

1. Pendahuluan

Setiap negara yang memiliki kekayaan alam baik tumbuhan maupun satwa dapat memanfaatkan sumber daya hayati anugerah Tuhan tersebut untuk kemakmuran rakyat. Salah satu bentuk pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar diantaranya adalah perdagangan (pasal 3 dalam [4]). Perdagangan dimaksud tentu bukan perdagangan yang tanpa batas yang terus menerus memanfaatkan selama ada permintaan pasar yang tinggi akan produk tersebut. Perdagangan di sini harus memperhatikan kelangsungan hidup jenis tumbuhan dan satwa liar dimaksud. Kita tentu tidak ingin kejadian punahnya Harimau Bali dan Harimau Jawa, terjadi lagi pada jenis tumbuhan dan satwa liar yang ada saat ini akibat tidak terkendalinya pemanfaatan jenis-jenis tersebut.

  2. Morfologi dan Habitat

Scleropages formosus mempunyai 2 variasi warna yaitu merah dan hijau. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan habitat. Bentuk mulut arowana mengarah ke atas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Gigi berjumlah 15-17. Panjang arowana dewasa sangat bervariatif, antara 30-80cm.

Pola warna arowana super red sangat khas, lingkaran sisik memancarkan warna merah menyala kekuning-kuningan. Lingkaran merah sisik inilah yang dipercaya membawa keuntungan bagi pemiliknya, semakin tua umur ikan, warna lingkaran sisik keberuntungan akan semakin merah [1].
Taksonomi arowana:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Clas : Pisces
Ordo : Osteoglossiformes
Family : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Species : Scleropages formosus
(sumber: [3]).

3. Pemanfaatan

Menurut Allen et. al. (2000 dalam [2]), arowana hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau, rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Mampu hidup di perairan yang sedikit asam (pH 4-6). Pada fase perkembangbiakan, arowana mempunyai kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (mouth breeder). Fekunditas ikan ini berkisar antara 20-60 butir telur yang erat kaitan dengan umur ikan. Pengeraman telur dan mengasuh anak berlangsung antara 1-2 bulan. Anakan arowana mempunyai kuning telur yang akan diserap sebagai makanan dalam waktu 1 bulan sampai ukuran 6-7 cm, setelah itu dilepas induknya karena dianggap sudah dapat mencari mangsa sendiri. Arowana dewasa dikenal hidup menyendiri dan agresif menyerang untuk berkelahi. Arowana aktif berenang di permukaan air pada malam hari untuk mencari mangsa, sedangkan pada siang hari cenderung tinggal di dasar perairan. Makanannya dapat berupa serangga, ikan kecil, udang-udangan (crustacea), dan tanaman air.

Penyebaran arowana super red, endemik hanya ada di Kalimantan Barat, terdapat di Kapuas Hulu (Sungai Tawang, Sungai Puyam, Sungai Seriang), dan danau-danau di Kalimantan Barat (Danau Aji, Danau Saih, Danau Maid, Danau Siluk).

Pemanfaatan arowana umumnya untuk pets (dipajang dalam aquarium) sebagai sarana hobi, warna sisik yang cerah, gerakan yang lamban tetapi anggun, dan liukan tubuh yang indah bisa menjadi obat stress bagi yang memandangnya.

Harga jenis S. Formosus (super red) di pasaran dalam negeri ukuran 10 cm sekitar Rp. 4 - 5 juta (tergantung kualitas), sedangkan harga pasaran luar negeri umumnya lebih besar sekitar 2 kali lipat.

Etnik China mempercayai bahwa arowana sebagai pembawa hoki/keberuntungan bagi pemiliknya karena dianggap sebagai jenis ikan purba yang belum punah dan mirip dengan naga (ikan naga/dragon fish atau liong) terutama untuk jenis super red yang berasal dari Kalimantan. Pasar ekspor utama ikan ini adalah negara China dan Jepang.
Status arowana adalah ikan yang dilindungi Undang-undang (berdasarkan SK Menteri Pertanian No.716/Kpts/Um/10/1980, SK Dirjen PHPA No. 07/Kpts/DJ-VI/1988, Instruksi Dirjen Perikanan No.IK-250/D.4.2955/83K, SK Menteri Kehutanan No.516/Kpts/II/ 1995 dan PP No.7 tahun 1999). Khusus di Kalimantan Barat telah dikeluarkan pengumuman Gubernur mengenai perlindungan arowana. Masuk dalam Red Data Book IUCN tahun 1969 dan tanggal 1 Juli 1975 masuk daftar Appendix I CITES.

Karena status ikan ini masuk dalam appendix I CITES, maka perdagangan ke luar negeri jenis ini harus memenuhi aturan international yang ditetapkan oleh The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES). Selain itu, arowana merupakan satwa dilindungi Undang-undang negara RI, sehingga pemanfaatannya mulai dari penangkaran, perijinan hingga prosedur ekspor harus memenuhi aturan-aturan yang berlaku.

4. CITES

The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES), merupakan perjanjian international yang mengatur pengendalian perdagangan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar serta produk-produknya. Perjanjian ini didirikan tahun 1973 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1975.

Berdasarkan tingkat kelangkaan, CITES membagi jenis tumbuhan dan satwa dalam tiga kategori yaitu Appendix I, II, dan III. Appendix I memuat jenis-jenis yang sudah terancam punah sehingga peredaran dari suatu negara ke negara lain dilarang, kecuali untuk tujuan tertentu yang tidak mengganggu populasinya di alam. Appendix II memuat jenis-jenis yang walaupun saat ini belum terancam punah, namun apabila perdagangan internasional tidak dikontrol maka sudah dipastikan akan terancam punah. Appendix III memuat jenis-jenis yang oleh negara tertentu dianggap perlu dikontrol secara internasional, walaupun di negara lain yang merupakan penyebaran jenis tersebut belum dianggap perlu kontrol internasional.

Kegiatan perdagangan international menurut ketentuan CITES, diimplementasikan dengan kuota perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan berdasarkan rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk setiap kurun waktu satu tahun untuk jenis baik yang termasuk maupun tidak termasuk dalam daftar Appendix CITES baik jenis yang dilindungi maupun tidak dilindungi undang-undang

Indonesia telah meratifikasi CITES melalui Keputusan Presiden RI nomor 43 tahun 1978, yang selanjutnya membawa konsekuensi perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang dilaksanakan pemerintah Indonesia harus mengikuti ketentuan-ketentuan CITES. Sebagai pelaksana Otoritas Pengelola (Management Authority) CITES di Indonesia adalah Departemen Kehutanan sesuai Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999.

Manfaat Indonesia meratifikasi CITES antara lain yaitu adanya sistem kontrol terhadap perdagangan tumbuhan dan satwa liar. Artinya kontrol perdagangan tidak hanya di negara pengirim, tetapi juga di negara penerima. Perdagangan illegal ke luar negeri yang lolos dari Indonesia, kemungkinan besar tidak akan lolos di negara penerima. Manfaat lain yaitu akan ada bantuan berupa financial dan technical co-operation dari CITES.

5. Perdagangan Arowana ke Luar Negeri

Pemanfaatan ikan arowana di awali dari kegiatan pengambilan dari hasil penangkaran. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kemurnian jenisnya (pasal 1).

Kegiatan penangkaran arowana dapat dilakukan oleh orang, Badan Hukum, Koperasi atau Lembaga Konservasi atas ijin Menteri Kehutanan (pasal 9).

Tidak seperti jenis satwa lain baik yang tidak dilindungi maupun dilindungi yang termasuk dalam appendix CITES dan diatur melalui kuota, khusus jenis arowana (S. Formosus), walaupun statusnya dilindungi dan masuk dalam Appendix I CITES, namun diperbolehkan untuk dimanfaatkan/ diperdagangkan (kuota bebas, bila ikan tersebut merupakan hasil penangkaran.

Unit usaha penangkaran dimaksud khusus jenis Scleropages formosus yang masuk Appendix I CITES harus mendapatkan register dari sekretariat CITES (pasal 21) sebagai jaminan atas keberhasilan usaha penangkarannya .

Register CITES ditetapkan oleh Sekretariat CITES di Swiss setelah mendapat pengusulan dari hasil penilaian oleh Otoritas Pengelola berdasarkan standar kualifikasi penangkaran (pasal 64) sebagai standar bagi hasil penangkaran yang dinyatakan telah layak untuk dijual.

Setiap unit usaha penangkaran juga wajib menetapkan batasan jumlah hasil penangkaranya sebagai batas maksimal jenis dan jumlah spesimen tumbuhan dan satwa liar yang dapat diambil dari setiap unit usaha penangkaran (pasal 19). Batasan jumlah hasil penangkaran merupakan spesimen yang dapat digunakan untuk tujuan perdagangan baik di dalam maupun ke luar negeri. Bagi spesies jenis S. Formosus, harus merupakan keturunan kedua (F2) dan atau telah dinyatakan sebagai jenis satwa liar yang tidak dilindungi (pasal 21 dalam dan pasal 11)
Disamping dapat memanfaatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar, setiap unit usaha penangkaran berkewajiban melakukan restocking (pengembalian ke habitat alam) bagi spesimen hasil penangkaran yg telah memenuhi standar kualifikasi penangkaran minimal 10% dari hasil penangkaran (pasal 7) tentu berlaku syarat dan aturan tertentu.

Untuk kegiatan perdagangan ke luar negeri jenis ikan arowana dapat dilakukan oleh Badan Usaha yang telah memiliki izin sebagai pengedar ikan arowana ke luar negeri. Izin sebagai pengedar ikan arowana ke luar negeri diterbitkan oleh Direktur Jenderal perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Pemegang izin sebagai pengedar ke luar negeri dapat mengangkut/mengirim ikan arowana ke luar negeri sesuai ketentuan yang berlaku yang dilengkapi dengan dokumen CITES-eksport. Beberapa penangkar arowana di Indonesia berada di Jakarta, Bekasi, dan Pontianak.

Tabel 1. Data realisasi pemanfaatan arowana (super red) ke luar negeri dari wilayah DKI Jakarta (tahun 2004 dan 2005)


Bulan
2004
2005
Keterangan
-----ekor----
Januari
0
218
"Negara tujuan:
1. Brunai
2. Canada
3. China
4. Hongkong
5. Jepang
6. Korea
7. Malaysia
8. Singapura
9.
Thailand
10. Taiwan"
Pebruari
nd
201
Maret
329
304
April
130
340
Mei
57
28
Juni
359
223
Juli
171
370
Agustus
326
240
September
132
191
Oktober
134
208
Nopember
2
nr
Desember
661
nr



Keterangan: nd= tidak ada data, nr= belum terecord
(Sumber data : Balai KSDA DKI Jakarta, 2006)

Data di atas khusus yang melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, baik tujuan komersil (eksport) oleh perusahaan, maupun non komersil (souvenir) oleh perorangan. Khusus souvenir, per orang maksimal 2 ekor (pasal 41 ayat (5)

6. Kesimpulan

Arowana (Scleropages formosus) merupakan jenis ikan yang dilindungi undang-undang dan masuk dalam list appendix I CITES. Namun perdagangan ikan ini diperbolehkan bila memenuhi ketentuan yang berlaku baik aturan international menurut CITES juga aturan dalam negeri lainnya. Arowana yang dapat diperjual belikan adalah arowana hasil penangkaran yang teregister di secretariat CITES (Swiss). Register CITES ini merupakan jaminan bahwa unit usaha penangkaran dimaksud berhasil dan memenuhi standar kualifikasi. Namun demikian, setiap usaha penangkaran ditetapkan batasan hasil penangkaran bagi setiap jenisnya berdasarkan fekunditas (tingkat produksi) penangkarannya. Berdasarkan jaminan register dan tingkat produksi itulah maka tidak berlaku kuota bagi setiap unit usaha penangkaran untuk eksport.

Daftar Pustaka
1. Emilia, SP. 2002. Mengenal Lebih Dekat Arowana si Ikan Naga. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta
2. Haryono dan Agus Hadiat T. 2005. "Metode Survei dan Pemantauan Populasi Satwa" seri kedua - Ikan Siluk. Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI. Bogor
3. Luxmoore, R.A. (1990). Trade and captive breeding of Asian boneytongue in Indonesia. TRAFFIC Bulletin, 11:
4. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
5. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.19/Menhut-II/2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar
6. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.
7. Siaran pers Departemen Kehutanan No. S.608/II/PIK-1/2004. Kayu Ramin (Gonystylus Spp.) masuk Appendix II dalam Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Flora Dan Fauna, Cites.
8. The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Report. 2000. The World Conservation Union on the Effectiveness of Trade Measures Contained in The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CIT


IDENTIFIKASI DAN MORFOLOGI PENYU SISIK BESERTA PENYEBARANNYA

IDENTIFIKASI DAN MORFOLOGI PENYU SISIK BESERTA PENYEBARANNYA



Identifikasi dan Morfologi Penyu Sisik
Penyuluh Perikanan.com._Penyu juga merupakan reptil yang hidupnya di laut serta mampu untuk melakukan migrasi dalam jarak yang cukup jauh yaitu sepanjang kawasan Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Asia Tenggara (Fitriyanto, 2006). Dan Penyu juga termasuk salah satu dari sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir.  Ketika para nelayan yang hidup di pulau-pulau yang sangat terpencil kemudian tidak bisa mengayuh perahunya ke laut untuk mencari ikan, maka biasanya telur penyu akan berperan sebagai sumber makanan untuk digunakan sebagai penyambung hidup mereka.

Kalau dilihat sistim perkembangbiakannya Penyu termasuk binatang ovipar, Akan tetapi sebenarbya Penyu sangat berbeda dengan kura-kura. Ada Ciri yang sebenarnya paling khas yang dapat membedakan penyu dengan kura-kura yaitu penyu tidak dapat menarik kepalanya ke dalam apabila merasa terancam. Meskipun hidup di laut, Penyu tidak memiliki insang seperti halnya ikan untuk bernapas, karena itu penyu sesekali akan muncul kepermukaan laut untuk mengambil Oksigen dan bernapas (Penyu Laut Indonesia).
Untuk Mengetahui bagian tubuh pada penyu beserta fungsinya dapat lihat Gambar dibawah ini sebagai berikut :


1. Karapas, yaitu bagian tubuh yang di lapisi zat tanduk terdapat di bagian punggung dan berfungsi sebagai pelindung.
2. Plastron, yaitu penutup pada bagian dada dan perut.
3. Infra marginal, yaitu keeping penghubung antara bagian pinggir karapas dengan plastron. Bagian ini dapat digunakan sebagai alat identifikasi.
4. Tungkai depan, yaitu kaki berenang di dalam air yang berfungsi sebagai alat dayung.
5. Tungkai belakang, yaitu kaki bagian belakang (pore fliffer), berfungsi sebagai alat  penggali.



Identifikasi penyu berdasarkan bentuk luar (morfologi) setiap jenis penyu dapat dilihat pada Tabeldibawah ini

Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) sangat mudah dibedakan dengan jenis penyu lainnya dengan melihat skutnya yang tebal dan tumpang tindih, yang menutupi karapasnya. Karapasnya sendiri berbentuk elip, dan ditutupi oleh lima skut sentral, empat pasang skut lateral, dan 11 pasang skut marginal. Skut dorsalnya lebih tebal dibanding penyu Hijau, dan berwama cerah. Karakteristik skut inilah yang menyebabkan penyu ini dieksploitasi secara besar-besaran untuk dijadikan ornamen, Warna skut sangat bervariasi dari regio satu ke regio lainnya. Skutnya memiliki corak garis-garis radial yang terdiri atas empat warna dasar yaitu hitam, coklat, merah, dan kuning. Lebar karapasnya adalah 70-79% dari total panjang karapas (diukur lurus - Scute Carapace Length). Jika pada penyu Hijau terdapat sepasang sisik prefrontalis, maka pada penyu Sisik terdapat dua pasang.

Untuk dapat membedakan jenis kelamin penyu dewasa dapat dilihat pada Gambar dibawah ini, dimana penyu jantan dewasa memiliki ekor yang lebih panjang dari pada ekor penyu betina. Selain itu hal lain yang membedakannya adalah ukuran kepala penyu jantan lebih kecil dari penyu betina. Hampir dapat dipastikan, penyu yang naik pada malam hari ke pantai adalah penyu betina (Nuitja, 1992).





Nama ilmiah dari penyu sisik adalah Eretmochelys imbricata (Linne,1758 dalam Nuitja 1992). Di daerah pedesaan sering kali disebut penyu karang atau penyu genting. Disebut penyu karang karena binatang ini hidup di terumbu karang dan disebut penyu genting karena susunan karapasnya yang letaknya nyaris bersusun-susun seperti susunan genting.


Ciri morfologi penyu sisik bentuk karapas seperti jantung (elongate) meruncing di punggung, kepalanya sempit serta karapasnya berwarna cokelat dengan beberapa variasi terang mengkilat (Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009). Penyu sisik dewasa berbentuk oval/ elips, bagian pinggiran karapas bergerigi, kecuali pada tukik dan hewan yang sangat tua (Nuitja 1992 dalam Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009). Karapas penyu sisik memiliki empat pasang sisik rusuk (coastal scute) yang tersusun tumpang tindih seperti genting, lima vertebral scute yang menyatu pada tulang belakang, di sekeliling tempurungnya terdapat lempeng-lempeng kecil yang disebut marginal scute berjumlah 13 yang saling tumpang tindih dan bergerigi. Sedangkan pada penyu muda biasanya bewarna hitam atau hitam kecoklatan dengan warna coklat terang pada keel, pinggir cangkang dan sirip dan leher atas. Penyu sisik mempunyai ukuran sedang, sempit dengan bentuk paruh yang lancip, panjangnya 21-33% dari panjang lurus karapas atau Straight Carapace Length (mean 27,6% SCL). Kepalanya mempunyai dua pasang sisik yang berjumlah tiga sampai empat sisik pada bagian samping dan juga pada bagian belakang mata ayang biasa disebut Post Orbital Scale (Yusuf, 2000).
Selain bentuk dan juga sisik yang berada dikepala bentuk paruh pada penyu pun berbeda-beda merupakan bentuk adaptasi penyu terhadap jenis makanan dan juga pola makannya. Penyu sisik mempunyai paruh yang tajam sehingga memungkinkan dapat mencari makan pada celah celah batu karang laut. Penyu sisik adalah pemakan sponge, namun kadang kala memakan alga, rumput laut, karang lunak dan juga kerang-kerangan (Zamani, 1998).

Penyebaran Penyu Sisik
Ummnya penyu sisik sering kali disebut penyu karang atau penyu genting. Disebut penyu karang karena binatang ini hidup di terumbu karang dan disebut penyu genting karena susunan karapasnya yang letaknya nyaris bersusun-susun seperti susunan genting.
Pada umumnya Penyu sisik ini banyak tersebar di daerah tropis dan subtropis, yaitu pada posisi lintang 25° LU sampai 25° LS. Untuk wilayah di indonesia pada umumnya penyebaran utama penyu sisik terdapat di Laut Jawa, Laut Flores, Selat Makasar, dan Selat Karimata. Penyu sisik menyebar ke daerah kepulauan yang terdapat terumbu karangnya antara lain Kepulauan Napia, Pulau Wasanii, Bunaken, Kepulauan Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, Pulau Baluran, Bali Barat, Kepulauan Komodo, Pulau Mojo, Pangandaran (Nuitja, 1992). Penyu Sisik hidup di laut tropika dan Sub tropis di sekitar perairan yang terdapat terumbu karang yang kaya akan alga laut ( sea weed ) sedangkan perkawinan sering terjadi di laut yang memliki substrat sedikit berlumpur. Penyu sisik akan kembali ke pantai asal ia menetas untuk bertelur. Setelah menetas, anak-anak penyu sisik akan menghabiskan waktu di pantai sambil mencari makanan. PenyuSisik memakan sponge dan batu karang lembut. Penyu sisik terkadang membentuk koloni sendiri di pantai tempat bertelur dalam satu wilayah tertentu. Di luar wilayah tropis tercatat adanya penyu sisik meskipun tidak melakukan aktivitas bertelur. Wilayah yang dimaksud adalah bagian utara bumi, Atlantik bagian Barat dan Timur, Pasifik bagian Barat dan Timur (Kundiarto, 2010).
Sedangkan untuk siklus hidup penyu laut secara umum dapat di lihat pada Gambar dibawah ini.


Keterangan:


1. Induk penyu jantan dan betina memasuki masa perkawinan 2 minggu.
2. Induk penyu jantan kembali ke laut untuk mengembara
3. Induk penyu betina memasuki masa peneluran.
4. Induk penyu betina kembali kelaut untuk mengembara.
5. Telur penyu memasuki masa inkubasi selama + 7 minggu.
6. Tukik menuju perairan & memasuki masa tahun yang hilang (5–20 tahun).
7. Masa pertumbuhan dan perkembangan bagi tukik selama 30 tahun.
8. Perairan pantai dangkal dan zona penyebaran dasar laut di penuhi olehpenyu muda sampai penyu dewasa.
9. Induk penyu jantan dan betina kembali bermigrasi untuk musim kawin.
10. Induk penyu jantan dan betina kembali ke perairan pantai.
11. Induk jantan dan betina memasuki masa pemijahan Setelah mencapai ukuran 30 cm, penyu muda selanjutnya mendiami habitat makanannya selama beberapa tahun hingga dewasa dan untuk melakukan migrasi reproduksinya (Nuitja, 1992).


 Semoga bermanfaat


Thursday, February 21, 2013

Makhluk laut yang menakjubkan


Makhluk laut yang menakjubkan
Diposkan oleh By flapjack pada 20 Oktober, pada 02: 15 AM Print

Sebagian besar permukaan bumi ditutupi air dengan sejumlah besar spesies hidup dalam lautan yang, sungai, dan danau. Kehidupan bawah laut yang sangat beragam dan berisi makhluk yang indah dan tidak biasa banyak. Berikut adalah beberapa makhluk yang paling menakjubkan ditemukan di bawah air.

1. Leafy Sea Dragon



Terkait dengan kuda laut dan pipefish, naga laut Leafy kebanyakan ditemukan di perairan Australia. Coklat sampai berwarna kuning, ini naga laut yang unik adalah beberapa makhluk yang paling rumit disamarkan di planet ini. Lahir dengan halus, daun-seperti pelengkap atas seluruh tubuh mereka, mereka berbaur sempurna dengan lingkungan mereka yang jantan terdiri dari rumput laut dan formasi jenis kelp.

2. Harlequin Shrimp



Udang Harlequin adalah udang tampak sangat cantik, biasanya berwarna putih atau krim berwarna dengan bintik-bintik berwarna cerah seluruh tergantung pada lokasi mereka. Sekitar Samudera Hindia udang dapat memiliki bintik-bintik biru atau ungu, sedangkan yang di wilayah Pasifik memiliki bintik-bintik merah dan oranye. Diet mereka hanya terdiri dari laut hidup di mana mereka menggunakan kaki depan mereka sebagai jarum yang sementara melumpuhkan mangsa, memungkinkan udang untuk membawa mereka dan memakannya perlahan-lahan sambil menjaga mereka hidup-hidup selama mungkin.

3. Blobfish



Blobfish adalah ikan laut dalam yang menghuni perairan bawah tanah di lepas pantai Australia dan jarang terlihat oleh manusia. Blobfish hidup jauh di atas dasar laut di mana tekanan beberapa lusin kali lebih tinggi daripada di permukaan laut. Jaringan berdaging Blobfish adalah terutama massa seperti selai dengan kerapatan yang sedikit kurang dari air ini memungkinkan ikan untuk meluncur di atas lantai laut tanpa menggunakan banyak energi. Diet utamanya terdiri dari materi apapun yang bisa dimakan yang mengapung di depannya karena dia tidak memiliki otot untuk berenang seperti mangsanya. Sayangnya Blobfish yang menghadapi kepunahan.

4. Serpent Pteraeolidia




Ular pteraeolidia pada dasarnya adalah siput laut tanpa cangkang keras. Ini siput yang indah biasanya berwarna jelas yang kadang-kadang dapat bertindak sebagai pencegah terhadap predator. Beberapa siput laut menghasilkan asam dari tentakel mereka, sementara yang lain mengeluarkan asam dari mantel mereka. Siput laut yang lambat bergerak tapi bisa berenang atau memindahkan sepanjang lantai lautan menggunakan jutaan rambut kecil yang mereka miliki di bagian bawah tubuh mereka, mirip dengan kaki berbulu. Mereka memiliki nafsu makan besar dan makan terus-menerus. Semua siput laut adalah hermafrodit, dan tergantung pada spesies mereka biasanya bertelur di strip berwarna cerah di atas pasir.


5. Basking Shark


Hiu basking adalah hiu hidup terbesar kedua, setelah hiu paus. Hal ini sering ditemukan di seluruh lautan beriklim di dunia. Ini adalah bergerak lambat dan umumnya pemakan secara filter ini tidak berbahaya. Hiu ini disebut hiu basking karena paling sering diamati ketika makan di permukaan dengan mulut yang sangat besar dan terbuka lebar, namun tampaknya berjemur di air hangat.

6. Dumbo Octopus



Dikenal sebagai Dumbo, gurita ini memperoleh nama yang unik karena dari telinga-seperti sirip yang menonjol keluar dari bagian atas kepala / badan tampak seperti karakter Disney-Dumbo. Makhluk-makhluk unik hidup pada kedalaman 3000-4000 meter di bawah permukaan laut dan adalah beberapa yang paling langka dari spesies Octopod. Gurita Dumbo terbesar yang pernah tercatat adalah 6 meter panjangnya dan beratnya 13 kilogram, meskipun ukuran normal jauh lebih kecil.

7. Goosefish



Goosefish, juga dikenal sebagai Monkfish berada dalam keluarga yang sama seperti ikan pemancing dan paling sering ditemukan di Arktik, Atlantik, Hindia dan Samudra Pasifik di mana mereka tinggal di kedalaman lebih dari 1.000 meter di lantai, laut berlumpur berpasir. Seperti kebanyakan ikan pemancing lainnya, mereka memiliki kepala yang sangat besar dan mulut yang beruang panjang, tajam, gigi melengkung, anda mungkin ingat bahwa ikan menakutkan dari film "Finding Nemo" yang hampir makan Ayah Nemo.

8. Nudibranch (Chromodoris kuniei)



Nudibranch, juga dikenal sebagai siput laut, adalah beberapa makhluk yang paling berwarna-warni di laut. Ada 3.000 spesies dikenal nudribranchs. The kuniei Chromodoris adalah spesies laut yang berwarna cerah siput, milik Chromodorididae keluarga. Hal ini dapat ditemukan di perairan hangat sekitar 75 derajat Fahrenheit dan hidup turun antara 20 dan 40 meter.

9. Port Jackson Shark



Hiu Port Jackson,  hiu ini tampak cukup berbeda dengan tanda-tanda indah di bagian belakang, mata dan sisi tubuhnya. Ini adalah hiu berkepala tumpul yang bertelur yang diet terutama terdiri dari bulu babi, moluska, krustasea dan ikan. Hiu Port Jackson yang paling sering ditemukan di selatan Australia, Queensland, atau Tasmania. Mereka unik karena mereka memiliki kemampuan untuk makan dan bernapas pada saat yang sama, yang tidak biasa bagi kebanyakan hiu. Hiu Port Jackson dianggap tidak berbahaya bagi manusia, tetapi jika diprovokasi bisa memberikan gigitan yang menyakitkan.

10. Mantis Shrimp



Udang Mantis adalah krustasea laut, yang bukan bersifat udang atau mantis, tetapi kenamaan mereka karena kesamaan fisik untuk kedua mantis dan udang. Udang Mantis tampil dalam berbagai warna, dari nuansa cokelat ke warna terang. Meskipun mereka predator di banyak habitat laut dangkal mereka adalah bagian penting dari ekosistem. Cakar mantis udang Ini kuat, dapat digunakan untuk menyerang dan membunuh mangsanya dengan menusuk, menakjubkan atau pemotongan dan telah dikenal untuk menerobos kaca akuarium dengan serangan dari cakar nya.

11. Coelocanth



Para ikan raja laut, juga dikenal sebagai dinosaurus ikan, yang mungkin mewakili sisa satu-satunya dari semua keluarga ikan kecuali satu yang menghilang pada akhir periode 65 juta tahun yang lalu. Coelacanth tampaknya menjadi sepupu Eusthenopteron, tumbuh dari 360 juta tahun yang lalu.

12. Argus Sea Cucumber



Teripang adalah jenis echinoderm lebih erat kaitannya dengan bintang laut, tapi terlihat agak mirip dengan siput laut. Mereka umumnya terlihat di daerah sekitar terumbu karang, biasanya pada dasar laut dangkal berpasir. Kulit mereka umumnya tebal dan kasar, yang memiliki kulit kasar karakteristik sulit. The Argus Cucumber Sea umum di wilayah Indo-Pasifik kecuali Hawaii dan dapat tumbuh hingga setidaknya 16 inci panjangnya.

13. Promachoteuthis sulcus Squid



Promachoteuthis sulcus adalah spesies cumi-cumi tetapi ini berbeda sekali dari keluarganya. Hampir mirip seperti manusia dengan mulut tampak penuh gigi, cumi-cumi ini memiliki perpaduan nuchal antara kepala dan mantel, jauh lebih besar pengisap lengan berukuran, lebar lebih besar dari tentakel dasar, dan adanya alur tentakel aboral.

14. Giant Clam


Kerang raksasa yang hidup terbesar, kerang moluska dan salah satu spesies paling terancam punah. Salah satu dari sejumlah spesies besar terumbu karang yang dangkal dari Pasifik Selatan dan lautan India, mereka bisa lebih dari 441 lb. Hal ini dapat ditemukan terutama di Indo-Pasifik, namun populasi berkurang dengan cepat dan kerang raksasa telah punah di banyak daerah.

15. Dog-Faced Puffer Fish

Dari semua ikan gembung, ikan berwajah anjing ini terlihat seperti sesuatu yang anda mungkin ingin untuk dibawa pulang dan hewan peliharaan, ikan berwajah anjing ini dapat berkembang biak hingga mencapai panjang  40 cm dan biasanya ditemukan di Indo-Pasifik pulau Mikronesia dan Samoa ke Afrika Timur biasanya dekat terumbu karang.