Monday, February 25, 2013

BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BUDIDAYA RUMPUT LAUT



Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting dan memeliki nilai ekonomis sebagai bahan pangan, bahan baku industri obat0abatan, tekstil, minuman, kosmetik dan pasta gigi. Bbeberapa negar yang menjadi konsumen rumput laut Indonesia  adalah Singapura, Jepang, Hongkong, Denmark dan Prancis dan untuk produksi rumput laut dunia negara kita diurutan ke dua setelah Filipina yang memiliki ekspor karaginan tertinggi di dunia.
Untuk memenuhi permintaan pasar rumput laut yang tinggi tidaklah cukup hanya memanfaatkan panen produksi alam saja, maka dibutuhkan terobosan melalui teknologi tepat guna budidaya rumput laut.
Menyadari hal itu, Pemerintah Kabupaten Administtrasi Kepulauan Seribu menyiasati dengan melakukan sinergi dengan sejumlah kelompok kelembagaan nelayan guna meningkatkan produksi serta melakukan sosialisasi pasca produksi guna peningkatan mutu dan nilai jual.
Di perairan Kepulauan Seribu masih membutuhkan sentuhan investor, contoh saja untuk memenuhi produsen lokal sekitar Jakarta saja masih di pasok dari luar daerah.
Dari sejumlah jenis rumput laut yang tersebar di perairan Indonesia, terdapar 5 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu jenis glasilaria gelidium, gelidiella, hypnea dan eucheuma/cotonii dan jenis yang ideal  di budiidayakan di Kepulauan Seribu adalah jenis eucheuma/cotonii.



salah satu metode budidaya rumput laut (penanaman lepas dasar perpaduan dengan pelampung botol)

- Metode dan kriteria lokasi

1. Pemilihan Lokasi

-  Perairan terlindung dari arus dan ombak laut
-  Perairan yang jernih dan bebas dari pencemaran
-  Perairan memiliki kedalaman terendah antara 1 – 10 meter
-  Perairan yang memiliki dasar berpasir kasar dan bercampur dengan potongan karang
-  Perairan yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 25 – 30 per mil.
-  Lokasi potensial untuk budidaya rumput laut antara lain Pulau pari, Pulau Kongsi, Pulau Tikus, Pulau Burung dengan luas wilayah 182,12 Ha dan Pulau Panggang dengan luas lokasi 54 Ha serta kawasan Sea Farming di Pulau Semak Daun.

2. Metode penanaman lepas dasar perpaduan dengan pelampung botol

-  Ukuran lahan 5 x 20 m dengan tali nylon berdiameter 4 mm, diikatkan pada kayu dolken yang tertancap di dasar laut.
-  Bibit rumput laut seberat 75 – 100 gram/titik yang dikaitkan pada kerangka tali nylon dengan menggunakan anak tali ukuran 2 mm.
-  Kerangka tali utama berdiameter 4 mm terletak 40 – 50 cm dari dasar laut
-  Jarak antara tali bibit dengan tali bibit lainnya 30 – 50 cm
-  Lama pemeliharaan hingga panen 45 hari, bila ingin mencapai 800 – 1.000 gram tiap ikatan
-  Panen diatur tiap 2 minggu sekali.

3. Metode terapung

-  Kerangka rakit yang terbuat dari bambu dengan ukuran 5 x 2 meter
-  Tali pengikat menggunkan kawat atau tambang nylon berdiameter 4 mm
-  Pelampung terbuat dari bahan plastik berwarna abu-abu berdiameter 10 mm dengan panjang 25 cm sebanyak 4 buah
-  Tempat pengikat bibit rumput laut dapat digunakan tali nylon berdiameter 4 mm
-  Bibit rumput laut 75 – 100 gram diikat dengan anak tali berdiameter 2 mm
-  Jarak antara bibit 25 cm
-  Pemberat dari coran beton yang berfungsi sebagai jangkar
-  Rakit rumput laut terletak antara 30 -50 cm di bawah permukaan laut
-  Lama pemeliharaan 45 hari dan dapat dipanen jika mencapai 800 – 1.000 gram tiap ikatan
-  Panen diatur tiap 2 minggu sekali.

sumber : Sudin Keluatan dan Pertanian Kab. Kep. Seribu/program Budidaya & Rehabilitasi Ekosositem Laut (Rst)
http://www.kepulauanseribujakarta.com/budidaya-rumput-laut/